Artikel Mas Siwo di (http://yuswohady.com) berjudul The Dark Side of WEB 2.0 yang disarikan dari buku Mas Tapscott Grown Up Digital adalah inspirasi dari tulisan ini. Salah satu peluang bisnis yg besar menurut saya adalah bisnis yang sifatnya bisa menarik perhatian para peselancar dunia maya untuk kembali ke dunia nyata. Sedikit flashback ke belakang yaitu pada saat syndrome coke and cake menggejala, maka kemudian binis kebugaran tumbuh kembang dengan subur. Daya tarik dari bisnis ini adalah mencegah orang jadi gemuk, jelek dan penyakitan. Intinya adalah mengkaunter semua efek negative yang ditimbulkan oleh Coke+Cake tadi.
Menurut pengamatan saya bisnis yang akan booming kedepan salah satunya adalah bisnis outbond. Mengapa bisnis outbond? Mengacu pada bekembangnya bisnis kebugaran yang sedikit banyaknya dipicu oleh Coke+Cake Syndrome, maka bisnis outbond pun akan berkembang serupa. Alasannya adalah Outbond itu adalah upper level dari kebugaran karena di outbond selain bugar juga ada intensive interaction. Kalau kebugaran itu padanannya adalah WEB 1.0 maka Outbond itu levelnya adalah WEB 2.0. Berikut adalah table komparasinya:
Saya tidak akan membahas masing-masing parameter tersebut di atas secara panjang lebar. Instead, saya akan membahas keterkaitan satu sama lain yang mendasari mengapa bisnis Outbond akan booming.
WEB 2.0 dengan karakter teknologinya yang lebih advance memungkinkan terjadinya pola komunikasi yang tidak hanya one way atau two way communication, tetapi bisa multi way atau bahkan all way communication (atau entah apalah istilahnya). Dengan demikian jejaring komunitas itu pola pertumbahannya sangat cepat. Ditambah lagi saat ini hampir semua tools jejaring yang ada bisa diakses secara mobile. Dan lebih anehnya lagi orang dengan sukarela memaparkan apa saja aktivitasnya setiap saat( sedang apa, dimana, sama siapa) bahkan status dirinya lagi bertengkar dengan pasangan pun dipublikasikan (narsis yang aneh).
Berawal dari sinilah kemudian mengundang banyak komentar dan diskusi antara sesama netter. Bayangkan saja ada seorang cewek cantik disuggest secara otomatis ke anda di facebook, bisa dipastikan anda tidak akan nunggu sampai lebih dari 3,5 detik untuk langsung meng-add dia. Tentunya dengan harap-harap cemas semoga saja cewek tersebut di profilnya khusus bagian “relationship status” tertulis “single” atau “It’s complicated” karena itu berarti ada peluang bagi anda menjadikannya “in a relationship with anda”.
Harap punya harap, begitu “friend request” anda di “confirm” oleh dia ternyata di profilenya tertulis in a relationship with someone. Serta-merta sama gesitnya ketika anda meng-add cewek tersebut hanya dalam waktu 3,5 detik dari MP3 player anda mengalunlah lagu Dewa 19 “Ingin kubunuh pacarmu saat…..”. Masalah pun berlanjut. Sejurus kemudian dengan perasaan ancur lebur anda posting di “wall”: Ingin kuraih bulan apa daya tangan tak sampai, adakah seseorang yang sudi membawakanku tangga untuk dapat meraihnya, atau adakah bulan yang lain…? Sontak, dalam hitungan 3,5 menit “comment” pun datang bertubi-tubi, maka terjadilah diskusi/conversation yang benar-benar crowded. Beberapa contoh comment sebagai berikut:
- Kawan, percayalah jika dia memang milikmu, maka jodoh tak akan kemana
- Bro, hidup itu adalah perjuangan untuk meraih apa yang kita impikan. Jika dia impianmu Teruslah berjuang…berjuang….MERDEKA…!
- Kasian amat sih abang yang satu ini, makanya jadi orang itu jangan belagu
- Mas dari dulu aku tidak pernah berubah, aku selalu ingin jadi bulan untukmu, tapi kenapa mas…….....
Cerita ini akan berlanjut terus tanpa ada habisnya. Setiap hari anda akan tongkrongi profil cewek tadi sambil terus berharap kapan statusnya jadi single. Mungkin suatu saat anda sudah mendapatkan bulan yang dimaksud atau telah menemukan bulan lain, tapi percayalah bahwa diujung dunia sana-sini setiap saat akan ada yang melalui jalan cerita anda, bisa persis bisa lebih complicated. Hari ini anda dapat bulan, boleh jadi pada hari yang bersamaan ada dua orang teman anda justeru kehilangan bulan, dan belum terhitung barapa banyak yang lain lagi yang sementara berusaha keras mendapatkan bulan. Ini hanyalah contoh kasus dalam satu konteks masalah yang sangat kecil.
Masalah yang saya ilustrasikan di atas ternyata tidak hanya dialami oleh anak muda. Semua kalangan mengalaminya dari anak-anak sampai kakek-kakek, pria dan wanita, bahkan yang sudah bersuami dan beristeri sekalipun. Pendeknya dalam satu rumah semua anggota keluarga keranjingan teknologi WEB 2.0 ini. Jadi, perhatian keras buat yang tidak kuat mental agar menjauh dari WEB 2.0. Bayangkan saja perubahan psikologis dapat berubah-ubah hanya dalam hitungan menit bahkan detik. Baru saja anda membaca comment yang mensupport, eh satu dua menit kemudian sudah muncul lagi comment yang menjengkelkan, demikian seterusnya. Pada gilirannya terjadilah ketidakstabilan kondisi psikologis dan emosi yang sifatnya mengarah pada Behavioural Disorder.
Apa yang terjadi kemudian adalah munculnya masalah baru yaitu apa yang saya sebut SIDS (Social Interaction Deficiency Syndrome). Dari segi tingkat keparahannya SIDS ini hampir sama dengan AIDS. Bedanya hanya pola ”keterasingan-nya” saja dimana SIDS orangnya sendiri yang mengisolasikan/mengasingkan diri dari lingkungan karena behavioural disorder tadi sementara AIDS kecenderungannya adalah diasingkan oleh lingkungannya karena sifatnya adalah Physical Disorder yang bisa menular. Oleh karena itu penanganannya pun harus beda, kalau AIDS dikirim ke rehabilitasi yang tertutup sedangkan SIDS dipandu ke lingkungan/alam terbuka.
Bagi para pengidap SIDS berita baiknya adalah bahwa dalam konteks probabilitas kesembuhan tidaklah separah AIDS dimana ajal sepertinya sudah diujung jalan sana. SIDS punya harapan sembuh yang sangat tinggi. Salah satu caranya adalah dengan outing yang diisi dengan acara yang bernuansa social interaction. Dasar pemikirannya adalah kalau di dunia maya hampir semuanya bisa di dapat, kecuali satu yaitu ”Real Experience”. Dan juga perlu diingat bahwa mengapa berinternet itu diistilahkan berselancar (surfing)? Itu tak lain karena sifatnya yang adventurous. Oleh karena itu solusi untuk mencegah dan mengobati SIDS ini salah satunya adalah Outing. Di outing bisa disajikan real experience yang adventurous, hitung-hitung juga bisa sebagai ajang copy darat.
Sebagai penutup saya ingin sampaikan bahwa tulisan ini dibuat untuk sedapat mungkin bisa memberikan solusi penyeimbang antara dunia maya vs dunia nyata. Dengan outing diharapkan dapat mengkaunter dampak buruk dari WEB 2.0 bahkan kalau bisa kenapa tidak Profiting From The Dark Side of WEB 2.0 (baca: mencegah sambil berbisnis).